PP. Shidiqiin Wara` Purwojati Amaliyah Baca AL-Kahfi Melindungi PPSW dari Dajal dan Pengikutnya
Dajal takut dengan Al-Kahfi #PPSW Purwojati |
Keluarnya Dajjal merupakan di antara tanda datangnya kiamat. Fitnah (cobaan) yang ditimbulkan oleh Dajjal adalah seberat-beratanya ujian yang akan dihadapi manusia.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan,
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ
“Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya (cobaannya) lebih besar dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946) An Nawawi rahimahullah menerangkan, “Yang dimaksud di sini adalah tidak ada fitnah dan masalah yang lebih besar daripada fitnah Dajjal.”[2]
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah satu-satunya yang berhak atas pujian kemudian beliau menceritakan Dajjal. Beliau bersabda,
إِنِّى لأُنْذِرُكُمُوهُ ، وَمَا مِنْ نَبِىٍّ إِلاَّ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ ، لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ ، وَلَكِنِّى أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِىٌّ لِقَوْمِهِ ، تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ ، وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Aku akan menceritakannya kepada kalian dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan telah menceritakan tentang Dajjal kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh ‘alaihis salam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta“. (HR. Bukhari no. 3337 dan Muslim no. 169)
Dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بُعِثَ نَبِىٌّ إِلاَّ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الأَعْوَرَ الْكَذَّابَ ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ
“Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain telah memperingatkan kaumnya terhadap yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya dajjal itu buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya “KAAFIR”.” (HR. Bukhari no. 7131)
Dalam sebuah hadits shahih, dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يا أيها الناس ! إنها لم تكن فتنة على وجه الأرض منذ ذرأ الله ذرية آدم أعظم من فتنة الدجال و إن الله عز و جل لم يبعث نبيا إلا حذر أمته الدجال و أنا آخر الأنبياء و أنتم آخر الأمم و هو خارج فيكم لا محالة
“Wahai sekalian manusia, sungguh tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal di muka bumi ini semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam. Tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan ia akan memperingatkan kepada umatnya mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan Aku adalah Nabi yang paling terakhir dan kalian juga ummat yang paling terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah kalian.” (Dikeluarkan dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shoghir no. 13833. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Pesan Pimpinan PPSW Purwojati: Ada Dajalisme |
Pengertian Dajal
DALAM bahasa Arab, istilah dajjal lazim digunakan untuk menyebut “nabi palsu”. Namun, istilah ad-Dajjal, yang dimaksudkan di sini merujuk pada sosok “pembohong” yang muncul menjelang dunia berakhir atau kiamat. Sosok itu juga disebut sebagai al-Masih ad-Dajjal; yang dimaksudkan di sini adalah “Al-Masih Palsu”. Menurut beberapa sumber, istilah ini berasal dari istilah Syria, yakni Meshiha Deghala yang telah menjadi kosakata umum di Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum al-Qur’an diturunkan.
Dalam kamus Lisân al-‘Arab, dikemukakan bahwa Dajjal berasal dari kata dajala, artinya menutupi. Mengapa dikatakan menutupi? Karena ia adalah pembohong yang akan menutupi segala kebenaran dengan kebohongan dan kepalsuannya. Dikatakan “menutupi” karena Dajjal kelak akan menutupi bumi dengan jumlah pengikutnya yang sangat banyak. Ada juga yang berpendapat bahwa Dajjal kelak akan menutupi manusia dengan kekafiran atau ingkar terhadap kebenaran yang datangnya dari Allah Swt.
Menurut Al-Qur’an
Lalu, siapakah sesungguhnya Dajjal menurut rujukan utama dan pertama kita dalam menggali berbagai informasi, utamanya berkaitan dengan agama, yakni al-Qur’an al-Karim? Sayangnya, kata Dajjal ini tidak disebut secara langsung di dalam al-Qur’an. Namun, sumber kedua kita, yakni hadits Nabi Muhammad Saw. banyak menginformasikan tentang Dajjal ini.
Mengapa Dajjal tidak disebut secara langsung di dalam al-Qur’an? Pertanyaan ini perlu kita jawab terlebih dahulu sebelum menelusuri informasi tentang Dajjal dari hadits Nabi Saw. Jawaban yang sesungguhnya, sudah barang tentu, hanya Allah Swt. Yang Maha Mengetahui. Namun, para ulama memberikan pendapat mengenai hal ini.
Penyebutan Dajjal di dalam al-Qur’an sudah termasuk dalam kandungan ayat sebagai berikut:
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguhnya Kami pun menunggu (pula).” (QS al-An’âm [6]: 158).
Dalam ayat tersebut diatas tersirat dajal dari yang tersurat beberapa ayat Tuhan-Mu. Dari kata tersebut kalau dihubungkan dengan hadits maka akan diketahui salah satunya adalah Dajjal.
HADITS – HADITS TENTANG FITNAH DAJJAL
“Segolongan dari umatku akan senantiasa saling membunuh di atas kebenaran kepada gologan yang menentangnya, hingga akhirnya Al-Masih membunuh Dajjal. (takhrij hadits oleh Syaikh Al-Albani dalam kitab “Ash-shahihah” nomor (I959)
“Dajjal tidak akan muncul hingga manusia lupa mengingatnya dan hingga pemimpin-pemimpin tidak menyebutnya lagi di atas mimbar” (Imam Al Haitsami berkata dalam kitab “Majma az-Zawaid'(7335): (dikeluarkan oleh Abdullah ibnu Ahmad dari riwayat Biqiyyah dari Shafwan ibnu Amr. Hadits ini shahih sebagaimana Ibnu Ma’in dan Biqiyyah katakan, dan rijalun sanadnya terpercaya)
“Dajjal datang dan menginjakkan kakinya di bumi kecuali di Makkah dan Madinah. Lalu ia mendatangi Madinah, tetapi ia mendapati setiap celahnya ada barisan malaikat. “ Hadits ini telah ditakhrij oleh Syaikhain dan imam-imam lainnya dari Anas ibnu Malik radhivallahu ‘anhu & Syaikh Al-Albani dalam kitab “Ash-shahihah” nomor (I959)
1.) Dari Abdullah ibnu Mughaffal ia mengatakan bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda: Allah tidak pernah menurunkan ke bumi sejak penciptaan Adam hingga terjadinya hari kiamat, sebuah fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Saya telah mengatakan suatu perkataan yang belum pernah seorang pun mengatakanya sebelumku. Dia itu adalah dari golongan manusia dengan rambut keriting, mata kirinya buta, di atas mata kanannya ada alis yang tebal, dan ia mampu menyembuhkan kebutaan dan penyakit belang-belang, dan dia akan berkata: “Saya adalah tuhanmu,” – Maka barang siapa yang mengatakan, “Saya adalah tuhanmu” maka tidak akan terjadi fitnah pada dirinya. Dan barang siapa yang mengatakan, “Kamu adalah tuhanku”, maka dia akan tertimpa fitnah. Dia akan bersama kalian sesuai kehendak Allah, kemudian Allah mengutus Isa ibnu Maryam untuk membenarkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, selaku pemimpin yang memberi petunjuk dan penengah yang adil, lalu dia akan membunuh Dajjal.” (Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dalam kitab “Al-Kabir” dan kitab “Al Ausath”. Dan sanadnya tsiqah. )
2.) Sesungguhnya dajjal mata kirinya juling, diatasnya terdapat alis yang tebal, dan tertulis di antara kedua matanya: kafir) (Hadits Shahih riwayat Imam Ahmad (3/115 dan 201)
3.) Dari Huzaifah, ia berkata bahwa Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: “Sesungguhnya saya tidak pernah sekhawatir akan fitnah yang terjadi pada kalian selain fitnah Dajjal. Tidak ada seorang pun yang dapat selamat dari fitnah ini sehingga ia pun tidak akan selamat darinya, Suatu fitnah tidak diciptakan di muka bumi ini – baik sebesar maupun kecil – kecuali untuk menambah fitnah Dajjal. (Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (5/389) dan Ibnu Hibban (1897) Lafazhnya: “Sesungguhnya tidak ada fitnah yang kecil maupun yang besar kecuali fitnah Dajjal.” Dengan tambahan: “Tertulis di antara ke dua matanya: kafir.” Imam Muslim menambahkan (8/195): “Tulisan itu terbaca oleh setiap mukmin yang mampu menulis dan tidak mampu menulis.” Tambahan ini menurut Imam Hambal (51/1) dari jalur lain.
4.) Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda: “Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang si juling yang pendusta, dan ketahuilah bahwa Dajjal itu juling, sedangkan Tuhanmu tidak juling. Tertulis di antara kedua matanya –kafir– (mampu dibaca oleh setiap muslim).” (Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Bukhari (13/85), Imam Muslim (8/195), Abu Daud (92/213), At-Tirmidzi (2246), dan menshahihkannya, Imam Ahmad (3/103 dan 173, 276 dan 290) Imam Hambal (51/2), Ibnu Khuzaimah dalam kitab “At-Tauhid” (hal.32), Ibnu Mandah (97/1) dan tambahan oleh Imam Muslim dan Ahmad dan yang lainnya.
Binasanya Dajjal
Dajjal akan mati di tangan al-Masih ‘Isa bin Maryam Alaihissallam, sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa hadits shahih. Hal itu bahwa Dajjal akan berkelana di seluruh permukaan bumi, kecuali Makkah dan Madinah, pengikutnya sangat banyak, fitnahnya menyeluruh dan tidak ada yang selamat darinya kecuali sedikit saja dari kaum mukminin, di saat itu turunlah Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam di atas menara timur di Damaskus, sementara hamba-hamba Allah yang beriman berkumpul di sekelilingnya hingga beliau berjalan bersama mereka menuju Dajjal. Adapun Dajjal sedang menghadap ke Baitul Maqdis ketika Nabi ‘Isa turun, lalu Nabi ‘Isa mendapatinya di pintu Ludd. Ketika Dajjal melihatnya, maka dia akan mencair seperti garam yang larut. Kemudian ‘Isa Alaihissallam berkata, “Sesungguhnya aku memiliki satu pukulan untukmu, engkau tidak akan luput dariku, akhirnya ‘Isa mendapatkannya dan membunuhnya dengan tombak dan para pengikutnya kalah, sehingga orang-orang yang beriman mengejar dan membunuh mereka hingga pepohonan dan bebatuan berkata, “Wahai muslim! Wahai hamba Allah! Ini seorang Yahudi di belakangku, kemari, bunuh dia!” Kecuali gharqad karena ia adalah pohon orang Yahudi”. [8]
Dajjal akan mati di tangan al-Masih ‘Isa bin Maryam Alaihissallam, sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa hadits shahih. Hal itu bahwa Dajjal akan berkelana di seluruh permukaan bumi, kecuali Makkah dan Madinah, pengikutnya sangat banyak, fitnahnya menyeluruh dan tidak ada yang selamat darinya kecuali sedikit saja dari kaum mukminin, di saat itu turunlah Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam di atas menara timur di Damaskus, sementara hamba-hamba Allah yang beriman berkumpul di sekelilingnya hingga beliau berjalan bersama mereka menuju Dajjal. Adapun Dajjal sedang menghadap ke Baitul Maqdis ketika Nabi ‘Isa turun, lalu Nabi ‘Isa mendapatinya di pintu Ludd. Ketika Dajjal melihatnya, maka dia akan mencair seperti garam yang larut. Kemudian ‘Isa Alaihissallam berkata, “Sesungguhnya aku memiliki satu pukulan untukmu, engkau tidak akan luput dariku, akhirnya ‘Isa mendapatkannya dan membunuhnya dengan tombak dan para pengikutnya kalah, sehingga orang-orang yang beriman mengejar dan membunuh mereka hingga pepohonan dan bebatuan berkata, “Wahai muslim! Wahai hamba Allah! Ini seorang Yahudi di belakangku, kemari, bunuh dia!” Kecuali gharqad karena ia adalah pohon orang Yahudi”. [8]
Pada kesempatan ini kami uraikan beberapa hadits yang menjelaskan kebinasaan Dajjal dan para pengikutnya
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَخْرُجُ الدَّجَّالُ فِيْ أُمَّتِيْ… (فَذَكَرَ الْحَدِيْثَ، وَفِيْهِ:) فَيَبْعَثُ اللهُ عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُوْدٍ، فَيَطْلُبُهُ، فَيُهْلِكُهُ.
Dajjal akan muncul pada umatku… (lalu dia menuturkan hadits, dan di dalamnya:) lalu Allah mengutus ‘Isa bin Maryam seakan-akan ia adalah ‘Urwah bin Mas’ud, kemudian dia mencarinya dan membinasakannya.’” [9]
Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Majma’ bin Jariyah al-Anshari Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَقْتُلُ ابْنُ مَرْيَمَ الدَّجَّالَ بِبَابِ لُدٍّ.
‘Ibnu Maryam akan membunuh Dajjal di pintu Ludd.” [10]
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari an-Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu, sebuah hadits yang panjang tentang Dajjal… dan di dalamnya terdapat kisah turunnya Nabi ‘Isa dan terbunuhnya Dajjal, dan di dalamnya ada sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Orang kafir yang mencium aroma nafasnya akan mati, dan aroma nafas-nya dapat tercium sejauh pandangannya. Lalu dia mencarinya, sehingga men-dapatkannya di pintu Ludd, kemudian dia membunuhnya.” [11]
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhuma, bahwasanya dia berkata, “Dajjal akan muncul pada saat agama sudah tidak diperhatikan dan ilmu (agama) sudah ditinggalkan…” (lalu beliau menuturkan hadits, dan di dalamnya ada ungkapan:) “Kemudian Nabi ‘Isa bin Maryam turun, lalu beliau berseru pada waktu sahur, dia berkata, ‘Wahai manusia, apa yang menghalangi kalian untuk keluar menghadapi si pendusta lagi buruk ini?’ Mereka berkata, ‘Ini seorang laki-laki dari bangsa jin.’ Akhirnya mereka semua pergi. Tiba-tiba mereka berjumpa dengan Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam, kemudian iqamah shalat dikumandangkan. Dikatakan kepadanya, ‘Majulah untuk meng-imami kami, wahai Ruuhullaah!’ Beliau berkata, ‘Hendaknya imam kalian yang maju, dan menjadi imam bagi kalian,’ kemudian seusai melakukan shalat Shubuh, mereka semua keluar menemuinya (Dajjal).’ Beliau (Rasul) bersabda, ‘Ketika si pendusta melihatnya (Nabi ‘Isa), maka dia akan mencair bagaikan garam yang mencair di dalam air. Selanjutnya dia berjalan menujunya, lalu membunuhnya hingga pepohonan dan bebatuan berkata, ‘Wahai Ruuhullaah, ini orang Yahudi,” maka dia tidak meninggalkan seorang pun yang mengikutinya (Dajjal) melainkan dia membunuhnya.”[12]
Dengan terbunuhnya Dajjal -semoga Allah melaknatnya- oleh Nabi ‘Isa, maka berakhirlah fitnah yang besar, dan Allah menyelamatkan orang-orang yang beriman dari kejelekannya dan kejelekan para pengikutnya melalui tangan Ruuhullaah dan Kalimatullaah, ‘Isa bin Maryam q dan para pengikutnya yang beriman, hanya milik Allah-lah segala puji dan karunia.
AMALAN AGAR TERHINDAR DARI DAJJAL
Banyak hadits-hadits Nabi saw yang menjelaskan keutamaan surat al-Kahfi, antara lain:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
Dari Abu Darda, dari Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama surat al-Kahfi maka dia akan dijaga dari Dajjal (HR: Muslim)
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة و من قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه
Dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca surat al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka baginya cahaya pada hari Kiamat dari tempat berdirinya hingga Makkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhirnya kemudian Dajjal keluar, maka dia tidak akan dapat dikuasainya. (HR: Muslim)
عن أبي الدرداء عن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) أنه قال ( من قرأ عشر آيات من آخر سورة الكهف عصم من فتنة الدجال )
Dari Abu Darda, dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir surat al-Kahfi, maka ia terlindung dari fitnah Dajjal”Dan berikut adalah lafadz bacaan doa mohon perlindungan dari fitnah dajjal selengkapnya:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
Dari Abu Darda, dari Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama surat al-Kahfi maka dia akan dijaga dari Dajjal (HR: Muslim)
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من قرأ سورة الكهف كما أنزلت كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة و من قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه
Dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca surat al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka baginya cahaya pada hari Kiamat dari tempat berdirinya hingga Makkah, dan barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhirnya kemudian Dajjal keluar, maka dia tidak akan dapat dikuasainya. (HR: Muslim)
عن أبي الدرداء عن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) أنه قال ( من قرأ عشر آيات من آخر سورة الكهف عصم من فتنة الدجال )
Dari Abu Darda, dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir surat al-Kahfi, maka ia terlindung dari fitnah Dajjal”Dan berikut adalah lafadz bacaan doa mohon perlindungan dari fitnah dajjal selengkapnya:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
Artinya :
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”
Hampir seluruh nabi mewasiatkan kepada kaumnya untuk berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal, sebab orang yang mengalami zaman Dajjal akan mendapat ujian iman yang begitu berat. Selain hadits-hadits di atas yang berisi pesan agar kita membaca surat al-Kahfi dan terhindar dari fitnah Dajjal, Rasulullah saw pun menyuruh kita membaca doa perlindungan dari fitnah Dajjal pada saat tahiyat akhir dan sebelum salam dalam shalat-shalat kita.
Lalu, apa hubungannya fitnah Dajjal (akhir zaman) dengan surat al-Kahfi sebagai benteng perlindungan dari fitnah Dajjal?
Dalam surat al-Kahfi terdapat empat kisah:
Kisah pertama; tentang sekelompok anak muda yang beriman kepada Allah SWT dan hidup di tengah pemerintahan yang zhalim, mereka menawarkan Islam namun ditolaknya, kemudian mereka dikejar-kejar, lalu berlindung di gua (kahfi) dan tertidur selama 309 tahun, kemudian tatkala bangkit kembali, keadaan negeri berubah jauh dari sebelumnya dan penduduknya telah beriman kepada Allah. (ayat 14-18)
Kisah Kedua, tentang seorang shohibul Jannatain (pemilik dua kebun) yang telah diberi nikmat Allah, namun mengingkari nikmat itu, dan melupakan Allah serta hari kiamat karena terlena dengan harta meskipun sudah diperingatkan saudaranya. (Ayat 32-42)
Kisah ketiga, Kisah Nabi Musa as dan Khidr, tatkala Nabi Musa ditanya oleh kaumnya, “Siapakah orang paling alim (pintar) di bumi ini?” Musa menjawab bahwa dirinya-lah orang yang paling pintar di dunia. Kemudian Allah mengingatkan nabi Musa as bahwa ada hamba Allah yang lebih pintar dan alim dari dirinya, yang kemudian Musa as pun memohon kepada Allah agar ditunjukkan tempat Khidr yang berada di antara dua pertemuan laut (Majma’ al-bahrain). Namun setelah menuntut ilmu kepada Khidr, Musa as pun tidak tahan dengan sikap Khidr as.(ayat 62-70)
Kisah keempat, tentang Zulkarnain seorang raja yang adil dan menebarkan kebenaran ke seluruh negeri-negeri, hingga bertemu dengan suatu kaum yang hampir tidak dapat dimengerti bahasanya. Namun meskipun beliau mempunyai kekuasaan dan kemampuan, dalam melaksanakan tugasnya beliau masih tetap meminta pertolongan dari pihak lain karena ketawadhuannya. “maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka” (ayat 95)
Lalu, apa hubungannya fitnah Dajjal (akhir zaman) dengan surat al-Kahfi sebagai benteng perlindungan dari fitnah Dajjal?
Dalam surat al-Kahfi terdapat empat kisah:
Kisah pertama; tentang sekelompok anak muda yang beriman kepada Allah SWT dan hidup di tengah pemerintahan yang zhalim, mereka menawarkan Islam namun ditolaknya, kemudian mereka dikejar-kejar, lalu berlindung di gua (kahfi) dan tertidur selama 309 tahun, kemudian tatkala bangkit kembali, keadaan negeri berubah jauh dari sebelumnya dan penduduknya telah beriman kepada Allah. (ayat 14-18)
Kisah Kedua, tentang seorang shohibul Jannatain (pemilik dua kebun) yang telah diberi nikmat Allah, namun mengingkari nikmat itu, dan melupakan Allah serta hari kiamat karena terlena dengan harta meskipun sudah diperingatkan saudaranya. (Ayat 32-42)
Kisah ketiga, Kisah Nabi Musa as dan Khidr, tatkala Nabi Musa ditanya oleh kaumnya, “Siapakah orang paling alim (pintar) di bumi ini?” Musa menjawab bahwa dirinya-lah orang yang paling pintar di dunia. Kemudian Allah mengingatkan nabi Musa as bahwa ada hamba Allah yang lebih pintar dan alim dari dirinya, yang kemudian Musa as pun memohon kepada Allah agar ditunjukkan tempat Khidr yang berada di antara dua pertemuan laut (Majma’ al-bahrain). Namun setelah menuntut ilmu kepada Khidr, Musa as pun tidak tahan dengan sikap Khidr as.(ayat 62-70)
Kisah keempat, tentang Zulkarnain seorang raja yang adil dan menebarkan kebenaran ke seluruh negeri-negeri, hingga bertemu dengan suatu kaum yang hampir tidak dapat dimengerti bahasanya. Namun meskipun beliau mempunyai kekuasaan dan kemampuan, dalam melaksanakan tugasnya beliau masih tetap meminta pertolongan dari pihak lain karena ketawadhuannya. “maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka” (ayat 95)
PP Shidiqiin Wara` ` Purwojati Dalam Melindungi Dari Dajjal dan Pengikutnya
Pondok Pesantren Shidiqiin Wara` Purwojati selalu memperingatkan kepada santri-santrinya akan bahaya Dajal dan pengikut-pengikutnya. Kalau Dajal sudah jelas ciri - ciri fisik dan tanda-tanda datangnya Dajal. Namun untuk mengenali pengkut-pengikut Dajal atau orang yang mendukung baik langsung atau tidak langsung tindakan Dajal.
Pengikut-pengikut Dajal adalah orang-orang yang selalu memusuhi dakwah penegakkan Islam (Dajalisme). Kalau ada lembaga pendidikan keagamaan (Ponpes) dimusuhi karena dipengaruhi oleh orang lain agar ikut memusuhi Ponpes kami maka itu merupakan tanda-tanda pengikut dajal baik diosari atau tidak. Maka bagi kami akan selalu untuk berusaha melindunginya dengan amaliyah membaca Surat Al-Kahfi pada Hari Jumat.
Disamping itu, bacaan tersebut diniatkan untuk menghancurkan mereka yang terus-terusan memusuhi dakwah seseorang atau lembaga dakwah tanpa dasar yang kuat. Hal ini dilakukan oleh Pimpinan Pondok Pesantren PPSW, Raras Wuri untuk melindungi dakwah berdasarkan Manhaj Al-Quran dan Sunnah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Selain itu juga untuk melaksankan pesan dar almarkhum Kyai Muhammad Syechan dan Nyai Rukiyah untuk tetap menjaga ponpes dan menjadikannya sebagai pusat dakwah Islam yang sudah dilakukan dari jaman sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir dan dari berbagai sumber
_______
Footnote
[1]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan, bab az-Zamanul Ladzi la Yuqbalu fiihil Iimaan (II/195, Syarh an-Nawawi), dan Jaami’ at-Tirmidzi fi Tuhfatil Ahwadzi (VIII/449).
[2]. Beliau adalah Rafi’ bin Mahran ar-Rayyahi, pernah menjadi tuan bagi al-Hasan al-Bashri yang merupakan salah satu tokoh Tabi’in, mendapatkan zaman al-Jahiliyyah dan masuk Islam setelah wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau meriwayatkan dari banyak Shahabat Radhiyallahu anhum, dan wafat pada tahun 90 H rahimahullah.
Lihat biografinya dalam Tahdziibut Tahdziib (III/284-285).
[3]. Tafsiir al-Qurthubi (XV/325).
[4]. Fat-hul Baari (XIII/92).
[5]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan, bab La Yadkhulud Dajjal al-Madinah (XIII/101, al-Fat-h).
[6]. Shahiih Muslim, kitab al-Fadhaa-il, bab Fadhaa-il Abi Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu (XV/155, Syarh an-Nawawi).
[7]. Fat-hul Baari (XIII/91-92, al-Fat-h).
[8]. Ludd adalah sebuah daerah di Palestina dekat Baitul Maqdis.
Lihat Mu’jamul Buldaan (V/15).
[9]. Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/128-129) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[10]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/75-76, Syarh an-Nawawi).
[11]. Al-Fat-hur Rabbaani Tartiibu Musnad Ahmad (XXIV/83), dan at-Tirmidzi (VI/513-514, Tuhfatul Ahwadzi)
[12]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/67-68, Syarh an-Nawawi).
Al-Fat-hur Rabbaani Tartiib Musnad Ahmad (XXIV/85-86).
Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad dengan dua sanad, perawi salah satunya adalah perawi ash-Shahiih.” Lihat Majmaa’uz Zawaa-id (VII/344).
Footnote
[1]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan, bab az-Zamanul Ladzi la Yuqbalu fiihil Iimaan (II/195, Syarh an-Nawawi), dan Jaami’ at-Tirmidzi fi Tuhfatil Ahwadzi (VIII/449).
[2]. Beliau adalah Rafi’ bin Mahran ar-Rayyahi, pernah menjadi tuan bagi al-Hasan al-Bashri yang merupakan salah satu tokoh Tabi’in, mendapatkan zaman al-Jahiliyyah dan masuk Islam setelah wafatnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau meriwayatkan dari banyak Shahabat Radhiyallahu anhum, dan wafat pada tahun 90 H rahimahullah.
Lihat biografinya dalam Tahdziibut Tahdziib (III/284-285).
[3]. Tafsiir al-Qurthubi (XV/325).
[4]. Fat-hul Baari (XIII/92).
[5]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan, bab La Yadkhulud Dajjal al-Madinah (XIII/101, al-Fat-h).
[6]. Shahiih Muslim, kitab al-Fadhaa-il, bab Fadhaa-il Abi Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu (XV/155, Syarh an-Nawawi).
[7]. Fat-hul Baari (XIII/91-92, al-Fat-h).
[8]. Ludd adalah sebuah daerah di Palestina dekat Baitul Maqdis.
Lihat Mu’jamul Buldaan (V/15).
[9]. Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/128-129) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[10]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/75-76, Syarh an-Nawawi).
[11]. Al-Fat-hur Rabbaani Tartiibu Musnad Ahmad (XXIV/83), dan at-Tirmidzi (VI/513-514, Tuhfatul Ahwadzi)
[12]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/67-68, Syarh an-Nawawi).
Al-Fat-hur Rabbaani Tartiib Musnad Ahmad (XXIV/85-86).
Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad dengan dua sanad, perawi salah satunya adalah perawi ash-Shahiih.” Lihat Majmaa’uz Zawaa-id (VII/344).
0 komentar:
Posting Komentar