Ponpes Shidiqiin Wara` Hendaklah Kalian Bersama Orang yang BENAR dan HATI HATI
A, Definisi Shidiqiin
Dalil
Al-Quran
﴿ياَ أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ﴾
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar (TQS at-Taubah [9]: 119).
B. Definisi Wara`
Wara secara bahasa berasal dari kata : وَرِعَ , يَرِع diambil dari kata ( ورع ) yang berarti “menahan”atau “tergenggam”. Sedangkan secara istilah wara’mengandung pengertian menahan diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan madharat lalu menyeretnya kepada hal-hal yang haram dan syubhat. Orang yang wara disebut wari’un wa mutawari’un.
Terkait dengan gerak hati ini, Nabi Saw bersabda:
“Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tenteram kepadanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang jiwa tidak merasa tenang dan hati tidak merasa tenteram kepadanya, sekalipun orang-orang memberikan berbagai komentar kepadamu.
Orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi selalu bersikap preventif dengan berhati-hati dari sebagian yang halal yang bisa membawa kepada sesuatu yang makruh atau haram.
Hadits :Diriwayatkan dari Rasulullah, beliau bersabda: “Seorang hamba tidak bisa mencapai derajat taqwa sehingga ia meninggalkan yang tidak dilarang karena khawatir dari sesuatu yang dilarang.”
Rasul shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ
Jadilah seorang yang wara’, niscaya engkau menjadi manusia yang paling (tinggi kualitas) ibadahnya (H.R Ibnu Majah, dinyatakan sebagai sanad yang hasan oleh alBushiri dalam Mishbahus Zujaajah)
Dan jika agama yang paling utama adalah sikap wara':
خَيْرُ دِيْنِكُمْ الوَرَعُ
"Sebaik-baik agamamu adalah sikap wara'" (Shahih al-Jami' no. 3308.)
Dan dari Wabishah bin Ma’bad ra. dia berkata : Aku datang kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan?” Aku berkata,” Ya.” Beliau bersabda, “Bertanyalah kepada hatimu. Kebajikan adalah apa yang menjadikan tenang jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa yang menggelisahkan jiwa dan menimbulkan keraguan dalam hati, meskipun orang-orang terus membenarkanmu.”
(Hadits hasan yang kami riwayatkan dari Musnad Imam Ahmad bin Hambal dan Musnad Imam Ad-Darimi dengan sanad hasan)
Dalam hadis lain Nabi bersabda :
(( فَضْلُ الْعِلْمِ خَيْرٌ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ, وَخَيْرُ دِيْنِكُمْ الوَرَعُ ))
Artinya : “Keutamaan ilmu lebih baik dibandingkan keutamaan ibadah. Dan kebaikan agamamu adalah wara.”
(Mundziri -semoga Allah merahmatinya- berkata: “Hadits ini sebagaimana yang terdapat dalam Sahih at-Targhib wa at-Tarhib I/103, diriwayatkan oleh at-Thabaroni di dalam kitab al-Ausaath dan al-Bazzar dengan sanad yang hasan.” Telah disahihkan oleh Syaikh al-Albani -semoga Allah merahmatinya- di dalam kitabnya Sahih al-Jami’ no.4214.)
Dari dalil-dalil diatas dapat kita lihat perintah yang sangat jelas bahwa Kita diperintahkan untuk bersatu besama-sama dengan orang yang Benar (SHIDIQIIN) dan orang yang hati-hati dalam beragama (Al-Wara`)
0 komentar:
Posting Komentar