Sebagai
tanggungjawab seorang muslim dan warga negara Indonesia maka perlu
memperhatikan perkembangan karakter generasi muda Indonesia yang siap mengisi
kemerdekaan dan mempertahankan agama dan nilai-nilai Islam di masyarakat.
Allah SWT berfirman;
`s9ur 4ÓyÌös? y7Ytã ßqåkuø9$# wur 3t»|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% cÎ) yèd «!$# uqèd 3yçlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$# $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB <cÍ<ur wur AÅÁtR ÇÊËÉÈ
“Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.” (Al Baqarah [2] : 120)
“Wahai Ahli
Al Qur’an, jangan jadikan Al Qur’an sebagai bantal, dan bacalah dengan
sungguh-sungguh pada siang dan malam, sebarkanlah ia, dan bacalah ia dengan
suara yang merdu. Renungkanlah isinya agar kamu beruntung, dan janganlah kamu
meminta disegerakan upahnya (di dunia), karena sesungguhnya ia memiliki
ganjaran (di akherat).”
(HR Baihaqi, dalam kitab Syu’bul Imaan. Diriwayatkan
oleh Ubaidah Al Mulaiki )
1.
Dasar Pemikiran
Dan Sejarah
Pendidikan keagamaan sangat
diperlukan dalam masyarakat sekitar kami, maka kegiatan Pendidikan keagamaan di lingkungan pesantren kami
kami sudah diselenggarakan sejak lama yaitu mulai tahun 1975, sebagai pendiri beberapa orang warga
Karangduren Purwojati yang dipimpin oleh Almarkhum Almaghfurah Kyai Muhammad Syechan S. Yang diberi nama : Pesantren Shidiqiin Naqsabandi
Purwojati santrinya dari kecamatan Purwojati dan sekitarnya, kemudian pada
tahun 1988 di ubah menjadi Pesantren Wakafiyah Alhidayah Purwojati,
merupakan wakafnya ibu Rukiyah Istri dari Kyai Muhammad Syechan yang meninggal
tahun 1988 waktu itu, walau berjalan terseok seok karena berbagai hal tapi
tetap berjalan proses pendidikan keagamaan. Almarkhum waktu itu berwasiat agar pondok
pesantren jangan sampai mati untuk mengajarkan keislaman dan memperbaiki akhlak
generasi muda agar kalian menjadi orang yang terbaik, seperti hadits nabi :
Dari Utsman bin ‘Affan RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
“Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR Bukhari, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Karena
rancunya nama Pesantren Alhidayah menjadi dua, yang satu pakai kata “
Wakafiyah” yang didirikan semula oleh Almarkhum Almaghfurah Kyai Muhammad
Syechan S Purwojati lebih dahulu berdiri dibuktikan namanya sama dengan nama
masjidnya wakafiyah Alhidayah Karangduren Purwojati jadi lebih dahulu berdiri .
Maka pada 1 Juli 1995 di ubah dengan nama Pondok Pesantren Shidiqiin Wara`
Purwojati sampai sekarang bukti kegiatan resmi pendidikan diniyah
takmiliyah berpiagam pada tanggal tersebut.
Dan
pesantren Alhidayah yang satunya tanpa kata “ Wakafiyah “ yang didirikan
semula oleh Kyai Nasrudin Purwojati yang sudah didaftarkan dahulu ke Kantor
Departemen Agama pada waktu itu. Jadi yang memakai nama “wakafiyah” mengalah
dan kalah secara adminstrasi karena belum
didaftarkan ke Kantor Kementrian Agama Banyumas
namun pernah dilaporkan ke pemerintahan Kabupaten Banyumas.
Sebagai langkah lanjutan kemudian pada tahun 1 September
2008 pengurus pesantren baru mengajukan perijinannya ke kantor Kemenag Banyumas
yang digabung atau bersamaan dengan satuan pendidikan lainnya, itupun sekarang
menjadi terkatung-katung.
#sÎ)ur |M÷r&u tûïÏ%©!$# tbqàÊqès þÎû $uZÏF»t#uä óÚÍôãr'sù öNåk÷]tã 4Ó®Lym (#qàÊqès Îû B]Ïtn ¾ÍnÎöxî 4 $¨BÎ)ur y7¨ZuÅ¡Yã ß`»sÜø¤±9$# xsù ôãèø)s? y÷èt/ 3tò2Éj9$# yìtB ÏQöqs)ø9$# tûüÏHÍ>»©à9$# ÇÏÑÈ
“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan
ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan
pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu
lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang
zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).”
(Al An’am [6] : 68)
“Wahai Ahli Al Qur’an, jangan
jadikan Al Qur’an sebagai bantal, dan bacalah dengan sungguh-sungguh pada siang
dan malam, sebarkanlah ia, dan bacalah ia dengan suara yang merdu. Renungkanlah
isinya agar kamu beruntung, dan janganlah kamu meminta disegerakan upahnya (di
dunia), karena sesungguhnya ia memiliki ganjaran (di akherat).”
(HR Baihaqi, dalam kitab Syu’bul
Imaan. Diriwayatkan oleh Ubaidah Al Mulaiki, dari Rasulullah SAW)
2.
Dasar Hukum
a.
Dasar dalil Alquran
Hadits
1)
Alangkah baiknya
jika sebagian dari pada kamu ada orang-orang yang ber-tafaquh fiddin (mempelajari
Islam secara mendalam),agar memperingatkan kaumnya bila mereka kembali (dari menuntut ilmu / dari pesantren)
mudah-mudahan kaumnya dapat berhati-hati (QS. At-Taubah/9 : 122)
2)
“Aku
tinggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara yang mana kalian sekali-kali
tidak akan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya, (yaitu)
Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.” (HR Imam Malik, di dalam Al Muwaththa’,
Bab Larangan Membicarakan Perihal Taqdir, hal 702)
3)
“Aku
tinggalkan pada kalian dua nasehat, yang satu berbicara dan yang lainnya diam.
Yang
berbicara adalah Al Qur’an dan yang diam
adalah mengingat maut.”
4)
Rasulullah r dalam
kitab Al Misykat;
سيأتى
على الناس زمان لايبقى من الإسلام إلا اسمه ولا من القرآن إلا رسمه
Artinya; “Akan datang suatu zaman bahwa tidak
akan tersisa Islam kecuali namanya saja dan tidak pula Al Qur’an kecuali
tulisannya saja.”
5)
Dari Utsman bin
‘Affan , sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Orang yang terbaik
diantara kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR Bukhari, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
6)
Dari Abu
Hurairah t berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya diantara
amal-amal kebaikan seorang mu’min yang akan terus mengikutinya walaupun setelah
wafatnya ialah; (1) Ilmu yang ia ajarkan dan ia sebarkan; (2) Anak shalih yang
ia tinggalkan; (3) Mushaf Al Qur’an yang ia wariskan (ajarkan); (4) Masjid yang
ia bangun; (5) Rumah (peristirahatan) untuk para musafir yang ia bangun; (6)
Sungai yang ia alirkan; dan (7) Sedekah yang ia berikan dari hartanya ketika ia
masih hidup dan masih sehat. (Pahala amal-amal ini) terus mengalir kapadanya
meskipun ia telah meninggal dunia.” (HR Ibnu Majah, bab Pahala yang
Mengajarkan Kebaikan pada Manusia, Hadits nomor 242)
7)
Dari Abu Najih
al-'Irbadh bin Sariyah , katanya:
"Pada suatu hari setelah shalat shubuh, Rasulullah r pernah
memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang amat menyentuh hingga
membuat air mata berlinangan dan hati bergetar. Karenanya ada seseorang
berkata: ‘Sesungguhnya nasehat ini merupakan ucapan selamat tinggal, karena
itu kepada apakah engkau mengajak kami wahai Rasulullah?’
Rasulullah r menjawab, ‘Saya wasiatkan kepada
kalian, hendaklah kalian semua bertaqwa kepada Allah, juga harus mendengarkan
dan mentaati pemimpin (Amir) walaupun yang memerintah kalian itu seorang hamba
sahaya dari Habsyi. Kerana sesungguhnya barangsiapa yang masih (dikaruniai)
hidup panjang di antara kalian (setelahku), ia akan melihat berbagai
perselisihan yang banyak sekali. Maka dari itu hendaklah engkau semua berpegang
teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang memperoleh petunjuk
(Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali y).
Gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi geraham kalian (yakni berpegang
teguhlah padanya sekuat-kuatnya). Dan jauhilah olehmu semua dari melakukan
perkara-perkara yang baru, kerana sesungguhnya yang demikian itu adalah sesat."
(HR Imam Abu Dawud dan Tirmidzi)
Pondok
pesantren Shidiqiin Wara` terletak di desa Purwojati, waktu berdiri merupakan
desa dan lingkungan desa adalah merah atau banyak yang mengikuti paham komunis,
sehingga keberadaan awalnya mengalami banyak kesulitan. Pondok Pesanten ini
didirikan oleh almarkhum Simbah Kyai Muhammad Syechan S. bersama istrinya Nyai
Rukiyah, mereka merupakan murid dari beberapa kyai diantaranya Kyai Sepuh
Badrudin Cikarag Majenang. Pada tahun 1975 Kyai Muhammad Syechan meminta ijin
kepada gurunya yaitu KH. Badrudin untuk membuka pesantren di desanya dan
disetujui oleh Kyai Sepuh. Pesantren itu diberi nama An-Naqsabandy
Ash-Shidiqiin. murid-murid beliau dari berbagai wilayah kecamatan disekitar
Purwojati. Pada tahun 1989 untuk mengenang istri Kyai Muhammad Syechan
pesantren di ganti menjadi nama Pesantren Alhidayah oleh anak tertua yaitu KH. Suharto.
Perkembangan pesantren mengalami pasang surut karena berbagai faktor namun
tetap berjalan menyenggarakan pendidikan keagamaan untuk wilayah Purwojati.
Mulai 1 Juli 2005
Pesantren diubah lagi oleh Raras Wuri Miswandaru, SPdI, MPdI. anak ke-8
dari Kyai Muhammad Syechan dengan alasan
karena ada pesantren dengan nama serupa sehingga harus diganti agar tidak rancu
disamping itu agar profesional karena diselenggarakan dibawah Yayasan Guru
Ngaji Indonesia Cabang Banyumas sebelumnya pesantren tidak memiliki badan
hukum. Pesantren ini disamping sebagai tempat mendalami agama Islam juga
sebagai tempat belajar berbagai usaha. Dengan belajar usaha para santri
diharapkan bisa mandiri setelah menimba ilmu di pondok pesantren ini.
0 komentar:
Posting Komentar