Rabu, 25 Maret 2015

Sejarah Pondok Pesantren Shidiqiin Wara` Purwojati

Sebagai tanggungjawab seorang muslim dan warga negara Indonesia maka perlu memperhatikan perkembangan karakter generasi muda Indonesia yang siap mengisi kemerdekaan dan mempertahankan agama dan nilai-nilai Islam di masyarakat.
Allah SWT berfirman;
`s9ur 4ÓyÌös? y7Ytã ߊqåkuŽø9$# Ÿwur 3t»|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% žcÎ) yèd «!$# uqèd 3yçlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$#   $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB <cÍ<ur Ÿwur AŽÅÁtR ÇÊËÉÈ  
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al Baqarah [2] : 120)
Wahai Ahli Al Qur’an, jangan jadikan Al Qur’an sebagai bantal, dan bacalah dengan sungguh-sungguh pada siang dan malam, sebarkanlah ia, dan bacalah ia dengan suara yang merdu. Renungkanlah isinya agar kamu beruntung, dan janganlah kamu meminta disegerakan upahnya (di dunia), karena sesungguhnya ia memiliki ganjaran (di akherat).”
(HR Baihaqi, dalam kitab Syu’bul Imaan. Diriwayatkan oleh Ubaidah Al Mulaiki )
1.        Dasar Pemikiran Dan Sejarah
Pendidikan keagamaan sangat diperlukan dalam masyarakat sekitar kami, maka kegiatan Pendidikan keagamaan di lingkungan pesantren kami kami sudah diselenggarakan sejak lama yaitu mulai tahun 1975, sebagai pendiri beberapa orang warga Karangduren Purwojati yang dipimpin oleh Almarkhum Almaghfurah Kyai Muhammad Syechan S. Yang diberi nama : Pesantren Shidiqiin Naqsabandi Purwojati santrinya dari kecamatan Purwojati dan sekitarnya, kemudian pada tahun 1988 di ubah menjadi Pesantren Wakafiyah Alhidayah Purwojati, merupakan wakafnya ibu Rukiyah Istri dari Kyai Muhammad Syechan yang meninggal tahun 1988 waktu itu, walau berjalan terseok seok karena berbagai hal tapi tetap berjalan proses pendidikan keagamaan.  Almarkhum waktu itu berwasiat agar pondok pesantren jangan sampai mati untuk mengajarkan keislaman dan memperbaiki akhlak generasi muda agar kalian menjadi orang yang terbaik, seperti hadits nabi :
Dari Utsman bin ‘Affan RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Karena rancunya nama Pesantren Alhidayah menjadi dua, yang satu pakai kata “ Wakafiyah” yang didirikan semula oleh Almarkhum Almaghfurah Kyai Muhammad Syechan S Purwojati lebih dahulu berdiri dibuktikan namanya sama dengan nama masjidnya wakafiyah Alhidayah Karangduren Purwojati jadi lebih dahulu berdiri . Maka pada 1 Juli 1995 di ubah dengan nama Pondok Pesantren Shidiqiin Wara` Purwojati sampai sekarang bukti kegiatan resmi pendidikan diniyah takmiliyah berpiagam pada tanggal tersebut.
Dan pesantren Alhidayah yang satunya tanpa kata “ Wakafiyah “ yang didirikan semula oleh Kyai Nasrudin Purwojati yang sudah didaftarkan dahulu ke Kantor Departemen Agama pada waktu itu. Jadi yang memakai nama “wakafiyah” mengalah dan kalah secara adminstrasi karena belum  didaftarkan ke Kantor Kementrian Agama Banyumas namun pernah dilaporkan ke pemerintahan Kabupaten Banyumas.
Sebagai langkah lanjutan kemudian pada tahun 1 September 2008 pengurus pesantren baru mengajukan perijinannya ke kantor Kemenag Banyumas yang digabung atau bersamaan dengan satuan pendidikan lainnya, itupun sekarang menjadi terkatung-katung.
#sŒÎ)ur |M÷ƒr&u tûïÏ%©!$# tbqàÊqèƒs þÎû $uZÏF»tƒ#uä óÚ͏ôãr'sù öNåk÷]tã 4Ó®Lym (#qàÊqèƒs Îû B]ƒÏtn ¾ÍnÎŽöxî 4 $¨BÎ)ur y7¨ZuŠÅ¡Yムß`»sÜø¤±9$# Ÿxsù ôãèø)s? y÷èt/ 3tò2Éj9$# yìtB ÏQöqs)ø9$# tûüÏHÍ>»©à9$# ÇÏÑÈ  
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (Al An’am [6] : 68)
Wahai Ahli Al Qur’an, jangan jadikan Al Qur’an sebagai bantal, dan bacalah dengan sungguh-sungguh pada siang dan malam, sebarkanlah ia, dan bacalah ia dengan suara yang merdu. Renungkanlah isinya agar kamu beruntung, dan janganlah kamu meminta disegerakan upahnya (di dunia), karena sesungguhnya ia memiliki ganjaran (di akherat).”
(HR Baihaqi, dalam kitab Syu’bul Imaan. Diriwayatkan oleh Ubaidah Al Mulaiki, dari Rasulullah SAW)
2.        Dasar Hukum
a.         Dasar dalil Alquran Hadits
1)        Alangkah baiknya jika sebagian dari pada kamu ada orang-orang yang ber-tafaquh fiddin (mempelajari Islam secara mendalam),agar memperingatkan kaumnya  bila mereka kembali   (dari menuntut ilmu / dari pesantren) mudah-mudahan kaumnya dapat berhati-hati (QS. At-Taubah/9 : 122)
2)        Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara yang mana kalian sekali-kali tidak akan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.” (HR Imam Malik, di dalam Al Muwaththa’, Bab Larangan Membicarakan Perihal Taqdir, hal 702)
3)        Aku tinggalkan pada kalian dua nasehat, yang satu berbicara dan yang lainnya diam. Yang
berbicara adalah Al Qur’an dan yang diam adalah mengingat maut.”
4)        Rasulullah r dalam kitab  Al Misykat;
سيأتى على الناس زمان لايبقى من الإسلام إلا اسمه ولا من القرآن إلا رسمه
Artinya; “Akan datang suatu zaman bahwa tidak akan tersisa Islam kecuali namanya saja dan tidak pula Al Qur’an kecuali tulisannya saja.”
5)        Dari Utsman bin ‘Affan , sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
6)        Dari Abu Hurairah t berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya diantara amal-amal kebaikan seorang mu’min yang akan terus mengikutinya walaupun setelah wafatnya ialah; (1) Ilmu yang ia ajarkan dan ia sebarkan; (2) Anak shalih yang ia tinggalkan; (3) Mushaf Al Qur’an yang ia wariskan (ajarkan); (4) Masjid yang ia bangun; (5) Rumah (peristirahatan) untuk para musafir yang ia bangun; (6) Sungai yang ia alirkan; dan (7) Sedekah yang ia berikan dari hartanya ketika ia masih hidup dan masih sehat. (Pahala amal-amal ini) terus mengalir kapadanya meskipun ia telah meninggal dunia.” (HR Ibnu Majah, bab Pahala yang Mengajarkan Kebaikan pada Manusia, Hadits nomor 242)
7)        Dari Abu Najih al-'Irbadh bin Sariyah , katanya: "Pada suatu hari setelah shalat shubuh, Rasulullah r pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang amat menyentuh hingga membuat air mata berlinangan dan hati bergetar. Karenanya ada seseorang berkata: ‘Sesungguhnya nasehat ini merupakan ucapan selamat tinggal, karena itu kepada apakah engkau mengajak kami wahai Rasulullah?
Rasulullah r menjawab, ‘Saya wasiatkan kepada kalian, hendaklah kalian semua bertaqwa kepada Allah, juga harus mendengarkan dan mentaati pemimpin (Amir) walaupun yang memerintah kalian itu seorang hamba sahaya dari Habsyi. Kerana sesungguhnya barangsiapa yang masih (dikaruniai) hidup panjang di antara kalian (setelahku), ia akan melihat berbagai perselisihan yang banyak sekali. Maka dari itu hendaklah engkau semua berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang memperoleh petunjuk (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali y). Gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi geraham kalian (yakni berpegang teguhlah padanya sekuat-kuatnya). Dan jauhilah olehmu semua dari melakukan perkara-perkara yang baru, kerana sesungguhnya yang demikian itu adalah sesat." (HR Imam Abu Dawud dan Tirmidzi)
Pondok pesantren Shidiqiin Wara` terletak di desa Purwojati, waktu berdiri merupakan desa dan lingkungan desa adalah merah atau banyak yang mengikuti paham komunis, sehingga keberadaan awalnya mengalami banyak kesulitan. Pondok Pesanten ini didirikan oleh almarkhum Simbah Kyai Muhammad Syechan S. bersama istrinya Nyai Rukiyah, mereka merupakan murid dari beberapa kyai diantaranya Kyai Sepuh Badrudin Cikarag Majenang. Pada tahun 1975 Kyai Muhammad Syechan meminta ijin kepada gurunya yaitu KH. Badrudin untuk membuka pesantren di desanya dan disetujui oleh Kyai Sepuh. Pesantren itu diberi nama An-Naqsabandy Ash-Shidiqiin. murid-murid beliau dari berbagai wilayah kecamatan disekitar Purwojati. Pada tahun 1989 untuk mengenang istri Kyai Muhammad Syechan pesantren di ganti menjadi nama Pesantren Alhidayah oleh anak tertua yaitu KH. Suharto. Perkembangan pesantren mengalami pasang surut karena berbagai faktor namun tetap berjalan menyenggarakan pendidikan keagamaan untuk wilayah Purwojati.

Mulai 1 Juli 2005 Pesantren diubah lagi oleh Raras Wuri Miswandaru, SPdI, MPdI. anak ke-8 dari  Kyai Muhammad Syechan dengan alasan karena ada pesantren dengan nama serupa sehingga harus diganti agar tidak rancu disamping itu agar profesional karena diselenggarakan dibawah Yayasan Guru Ngaji Indonesia Cabang Banyumas sebelumnya pesantren tidak memiliki badan hukum. Pesantren ini disamping sebagai tempat mendalami agama Islam juga sebagai tempat belajar berbagai usaha. Dengan belajar usaha para santri diharapkan bisa mandiri setelah menimba ilmu di pondok pesantren ini.

0 komentar:

Posting Komentar

DUKUNG PENDIRIAN MARKAS YGNI BANYUMAS-PROGRESS REPORT: DANA TERKUMPUL 25,6 JUTA DARI 350 JUTA-SELURUH DANA DARI BP_MAKMUR

Logo Baru YGNI Banyumas

Logo Baru YGNI Banyumas
Perubahan Logo Baru YGNI Banyumas